SENTRA PERIKANAN
Daerah
di Indonesia yang menjadi sentra perikanan yaitu: Sumatera, NTB dan
Jawa. Sedangkan di luar negeri yaitu: Thailand, Jepang dan Filipina.
JENIS
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Jenis
gurami yang sudah dikenal masyarakat diantaranya: gurami angsa, gurami
jepun, blausafir, paris, bastar dan porselen. Empat terakhir banyak
dikembangkan di Jawa Barat, khususnya Bogor. Dibanding gurame jenis
lain, porselen lebih unggul dalam menghasilkan telur. Jika induk bastar
dalam tiap sarangnya hanya mampu menghasilkan 2000-3000 butir telur,
porselen mampu 10.000 butir. Karena itu masyarakat menyebutnya sebagai
top of the pop, dan paling banyak diunggulkan.
MANFAAT
Sebagai sumber penyediaan protein hewani.
PERSYARATAN LOKASI
Tanah
yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung,
tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tersebut dapat
menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat
pematang/dinding kolam.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Penyiapan Sarana dan Peralatan
Kolam
Jenis kolam yang umum dipergunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:
a).Kolam penyimpanan induk
Kolam
ini berfungsi untuk menyimpan induk dalam mempersiapkan kematangan
telur dan memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yang
luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 cm dan kepadatan
kolam induk 20 ekor betina dan 10 ekor jantan.
b)Peralatan
Alat-alat
yang biasa digunakan dalam usaha pembenihan ikan gurame diantaranya
adalah: jala, waring (anco), hapa (kotak dari jaring/kelambu untuk
menampung sementara induk maupun benih), seser, ember-ember, baskom
berbagai ukuran, timbangan skala kecil (gram) dan besar (Kg), cangkul,
arit, pisau serta piring secchi (secchi disc) untuk mengukur kadar
kekeruhan.Sedangkan peralatan lain yang digunakan untuk
memanen/menangkap ikan gurame antara lain adalah warring/scoopnet yang
halus, ayakan panglembangan diameter 100 cm, ayakan penandean diameter 5
cm, tempat menyimpan ikan, keramba kemplung, keramba kupyak, fish bus
(untuk mengangkut ikan jarak dekat), kekaban (untuk tempat penempelan
telur yang bersifat melekat), hapa dari kain tricote (untuk penetasan
telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,
ayakan penyabetan dari alumunium/bambu, oblok/delok (untuk pengangkut
benih), sirib (untuk menangkap benih ukuran 10 cm keatas), anco/hanco
(untuk menangkap ikan), lambit dari jaring nilon (untuk menangkap ikan
konsumsi), scoopnet (untuk menangkap benih ikan yang berumur satu minggu
keatas),
seser
(gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar), jaring berbentuk
segiempat (untuk menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).
1.Pemilihan IndukCiri-ciri induk ikan gurame yang baik adalah sebagai berikut:
Usahakan Memiliki sifat pertumbuhan yang cepat.
ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk betina adalah sebagai berikut:
- Betina Dahi meninjol.
2.Pemeliharaan Induk
Induk-induk
terpilih (20-30 ekor untuk kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam
penyimpanan induk. Beri makanan selama dalam penampungan.
Untuk setiap
induk dengan berat antara 2-3 kg diberi makanan daun-daunan sebanyak 1/3
kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang
diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan takaran 1/2
blekminyak tanah setiap kali pemberian.
3.Pembenihan
Bila
proses pematangan gonada (kandung telur dan sperma) di kolam
penampungan sudah mencapai puncaknya, induk segera dimasukkan dalam
kolam pemijahan. Adapun cara pemijjahan ikan gurame adalah sebagai
berikut:
- Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 5 hari, perbaiki tanggul dan dasar kolam.
4.Pemeliharaan Bibit
Benih-benih
yang telah berumur 1-2 bulan sejak menetas dapat dibesarkan pada kolam
pendederan atau disawah sebagai penyelang. Dalam pelaksanaan pendederan
adalah melakukan pengeringan kolam atau sawah, pemupukan, perbaikan
pematang dan pemasangan saringan atau perbaikan pipa-pipa pada pintu
pemasukan atau pengeluaran air.
Setelah
persiapan selesai, benih ditebarkan dengan kepadatan 30 ekor/meter
persegi dengan ukuran benih 5-10 cm pada kolam pendederan. Makanan yang
dapat diberikan selama pemeliharaan adalah rayap atau daun-daunan yang
telah dilunakkan dengan dosis 20-30% berat badan ratarata. Makanan
tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 1 kali
seminggu dengan takaran 1 blek minyak tanah untuk 100 ekor benih.
Lamanya pendederan sekitar 1-2 bulan.
1. Pemeliharaan pembesaran dapat dilakukan secara polikultur maupun monokultur.
a) Polikultur
Ikan
gurame dipeliharan bersama ikan tawes, ikan mas, nilem, mujair atau
lele. Cara ini lebih menguntungkan karena pertumbuhan ikan gurame yang
cukup lambat.
1.Pemupukan
Pemupukan
dapat dilakukan dengan bahan kimia dan pupuk kandang. Pada umumnya
pemupukan hanya dilakukan 1 kali dalam setiap pemeliharaan, dengan
maksud untuk meningkatkan makanan alami bagi hewan peliharaan.
Tahap
pertama pemupukan dilakukan pada waktu kolam dikeringkan. Pada saat ini
pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang sebanyak 7,5 kg untuk tiap
100 m2 kolam, air disisakan sedikit demi sedikit sampai mencapai
ketinggian 10 cm dan dibiarkan selama 3 hari.
Pada
tahap berikutnya pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk buatan
seperti TSP atau pupuk Urea sebanyak 500 gram untuk setiap 100 m2 kolam.
Pemberian kedua pupuk tersebut ditebarkan merata ke setiap dasar dan
sudut kolam.
2.Pemberian Pakan
Makanan
pokok ikan gurame berupa pelet yang dapat diatur gizinya, namun di
daerah yang agak sulit memperoleh pelet, daun-daunan merupakan
alternatif yang sangat baik untuk dijadikan makanan ikan, diantaranya:
daun pepaya, keladi, ketela pohon, genjer, kimpul, kangkung, ubi jalar,
ketimun, labu dan dadap.
Pemberian
makanan yang teratur dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi dapat
meningkatkan pertumbuhan tubuh ikan lebih cepat. Induk-induk gurame yang
sehat dan terjamin makanannya dapat dipijahkan dua kali setahun
berturut-turut selama 5 tahun.
3.Pemeliharaan Kolam/Tambak
Setiap
habis panen, kolam dibersihkan/kuras. setelah itu dilakukan pemupukan
agar mempengaruhi kesuburan kolam, sehingga bila benih disebarkan,
kesuburan ikan akan terjamin dan pertumbuhan ikan akan cepat.
HAMA DAN PENYAKIT
Penyakit
Gangguan
yang dapat menyebabkan matinya ikan adalah penyakit yang disebut
penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
penyakit non parasiter dan penyakit yang disebabkan parasit. Gangguan-gangguan non parasiter bisa berupa pencemaran air seperti adanya gas-gas beracun berupa asam belerang atau amoniak; kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan. Penanggulangannya adalah dengan mendeteksi keadaan kolam dan perilaku ikan-ikan tersebut.
Memang
diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk mengetahuinya.
ikan-ikan yang sakit biasanya menjadi kurus dan lamban gerakannya.
Gangguan
lain yang berupa penyakit parasiter, yang diakibatkan oleh bakteri,
virus, jamur dan berbagai mikroorganisme lainnya. Bila ikan terkena
penyakit yang disebabkan parasit, dapat dikenali sebagai berikut:
1) Penyakit pada kulit; pada bagian-bagian tertentu berwarna merah terutama di bagian dada, perut dan pangkal sirip.
Pencegahan
timbulnya penyakit ini dapat dilakukan dengan mengangkat ikan dan
melakukan penjemuran kolam beberapa hari agar parasit pada segala
stadium mati. Parasit yang menempel pada tubuh ikan dapat disiangi
dengan pinset.
Pengobatan bagi ikan-ikan yang sudah cukup memprihatikan keadaannya, dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kimia diantaranya:
Pengobatan dengan Kalium Permanganat (PK)
Sediakan air sumur atau sumber air lainnya yang bersih dalam bak penampungan sesuai dengan berat ikan yang akan diobati.
P A N E N
Penangkapan
Pemanenan
benih dapat dilakukan setelah benih berumur 1 bulan. Caranya dengan
menyurutkan air sedikit demi sedikit sementara saluran air masuk
diperkecil. Pasanglah jaring lembut di pintu pengeluaran untuk menampung
benih atau bisa juga dengan membuat parit di tengah kolam menuju ke
lubang pengeluaran. Bibit yang terawat baik bisa mencapai bobot 0,3
gram/ekor pada saat dipanen.
Pemanenan
hasil pembesaran ikan gurame sangat tersantung dari ukuran yang diminta
konsumen. Umumnya pemanenan dilakukan setelah ikan berumur 2-3 tahun,
ikan yang berumur 2 tahun mempunyai panjang sekitar 25 cm dan berat 0,3
kg/ekor, sedangkan untuk ikan yang berumur 3 tahun panjangnya sekitar 35
cm dan berat badan 0,7 kg/ekor. Untuk ikan berumur 4 tahun panjangnya
dapat mencapai 40 cm dan berat 1.5 kg/ekor.
Adapun
cara penangkapan: air disurutkan sedikit demi sedikit, penangkapan
dilakukan pada pagi hari. Hindari cara penangkapan yang dapat
menyebabkan ikan terluka.
Penanganan ikan hidup
Adakalanya
ikan konsumsi ini akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan
hidup. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut sampai ke konsumen
dalam keadaan hidup, segar dan sehat antara lain:
- Dalam pengangkutan gunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 derajat C.
Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pananganan pascapanen benih adalah sebagai berikut:
Benih
ikan harus dipilih yang sehat yaitu bebas dari penyakit, parasit dan
tidak cacat. Setelah itu, benih ikan baru dimasukkan ke dalam kantong
plastik (sistem tertutup) atau keramba (sistem terbuka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar