S A L A K
( Salacca edulis )
1. SEJARAH SINGKAT
Tanaman salak merupakan salah satu
tanaman buah yang disukai
dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan. Daerah asal nya tidak jelas, tetapi
diduga dari Thailand, Malaysia dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa
tanaman salak (Salacca edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji salak
dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia, bahkan sampai ke
Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai.
2. JENIS TANAMAN
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti
Salacca dransfieldiana JP
Mo-gea; S. magnifera JP
Mogea; S. minuta; S. multiflora dan S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich ex. Blume
yang juga disebut
S. wallichiana, C. Martus
yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam segar pada masakan. Kumbar ini
tidak berduri, bunganya
berumah 2 (dioeciious). Salak termasuk famili: Palmae
(palem-paleman), monokotil,
daun-daunnya panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi. Seluruh bagian daunnya
berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan
meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh
tidak mampu membawa beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan
batangnya yang kecil).
Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di
Indonesi. Ada yang masih muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah
dilepas oleh pemerintah untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut,
enrekang, gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di
Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca zalacca (Gaertner) Voss yang
berbiji 2-3 butir, salak Bali Slacca amboinensis
(Becc) Mogea yang berbiji 1- 2 butir, dan
salak
Padang Sidempuan Salacca sumatrana (Becc) yang berdaging
merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3. MANFAAT TANAMAN
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat
manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya, tanpa
dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar.
Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar yang diperdagangkan biasanya
masih dalam tandan atau telah dilepas (petilan). Buah salak yang dipetik pada
bulan ke 4 atau ke 5 biasanya untuk dibuat manisan.
4. SENTRA PENANAMAN
Tanaman salak banyak terdapat di DKI Jakarta,
Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I.
Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
Maluku, Bali, NTB dan Kalimantan
Barat.
5. SYARAT PERTUMBUHAN
5.1. Iklim
1) Tanaman ssalak sesuai bila ditanam di
daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan
Cbc. A berarti jumlah bulan basah tinggi
(11-12 bulan/tahun), B: 8-10 bulan/tahun
dan C : 5-7 bulan/tahun.
2) Salak akan tumbuh dengan baik di daerah
dengan curah hujan rata-rata per tahun
200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata
bulanan lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah. Berarti salak
membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban yang tinggi.
3) Tanaman salak tidak tahan terhadap sinar
matahari penuh (100%), tetapi cukup
50-70%, karena itu diperlukan adanya tanaman
peneduh.
4) Suhu yang paling baik antara 20-30°C. Salak
membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi tidak tahan genangan air.
5.2. Tanah
1) Tanaman salak menyukai tanah yang subur,
gembur dan lembab.
2) Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok
untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5.
Kebun salak tidak tahan dengan genangan air.
Untuk pertumbuhannya membutuhkan kelembaban tinggi.
5.3. Ketinggian Tempat
Tanaman salak tumbuh pada ketinggian tempat
100-500 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan
dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu.
Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian
bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan
kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga
modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha
tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak
yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan
(vegetatif). Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan
biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik,
yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam,
pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta
pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan. Keuntungan perbanyakan bibit
secara generatif:
a) dapat dikerjakan dengan mudah dan
murah
b) diperoleh bibit yang banyak
c) tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat
dan hidup lebih lama
d) untuk transportasi biji dan penyimpanan
benih lebih mudah
e) tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran
kuat sehingga tahan rebah dan kekeringan
f) memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam
bentuk persilangan. Kekurangan perbanyakan secara generatif:
a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis
sama dengan pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
b) agak sulit diketahui apakah bibit yang
dihasilkan jantan atau betina.
1) Persyaratan Bibit
Untuk mendapatkan bibit yang baik harus
dilakukan seleksi terhadap biji yang
akan dijadikan benih. Syarat-syarat biji yang
akan dijadikan benih :
a) Biji berasal dari pohon induk yang memenuhi
syarat.
b) Buah yang akan diambil bijinya harus di
petik pada waktu cukup umur.
c) Mempunyai daya tumbuh minimal 85
%.
d) Besar ukuran biji seragam dan tidak
cacat.
e) Biji sehat tidak terserang hama dan
penyakit.
f) Benih murni dan tidak tercampur dengan
kotoran lain.
2) Penyiapan Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa
daging buah yang masih melekat.
2. Rendam dalam air bersih selama 24 jam,
kemudian dicuci.
b) Bibit dari Anakan:
1. Pilih anakan yang baik dan berasal dari
induk yang baik
2. Siapkan potongan bambu, kemudian diisi
dengan media tanah
3) Teknik Penyemaian Bibit
a) Bibit dari Biji:
1. Biji salak yang telah direndam dan dicuci,
masukkan kedalam kantong plastic yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu
diletakkan di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30
hari
2. Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP
dan KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali
3. Agar kelembabannya terjaga, lakukan
penyiraman setiap hari
b) Bibit dari Anakan dengan pesemaian bak
kayu:
1. Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm,
lebar dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan
2. Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal
15-20 cm
3. Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10
cm
4. Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi
naungan menghadap ke Timur
5. Benih direndam dalam larutan hormon seperti
Atonik selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01 0,02 cc/liter air
6. Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak
10 x 10 cm
7. Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak,
miring/rebah dengan mata tunas berada dibawah.
4) Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Untuk pembibitan dari biji, media pembibitan
adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan tanah campur pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari
baru bibit dipindahkan ke polibag. Pembibitan dengan sistem anakan, bambu
diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1
bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam
dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok
teh.
5) Pemindahan Bibit
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak
berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari
anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.
6.2. Pengolahan Lahan
1) Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan salak harus
memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan sumber air.
2) Pembukaan Lahan
a) Membongkar tanaman yang tidak diperlukan
dan mematikan alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput liar dan perdu dari
areal tanam.
b) Membajak tanah untuk menghilangkan
bongkahan tanah yang terlalu besar.
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dibuat dengan ukuran 30 x 30 x 30
cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x 2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat
juga dibuat 50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4 m. Setiap
lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi sebanyak 10 kg.
2) Cara Penanaman
Biji ditanam langsung dalam lubang sebanyak 3-
4 biji per lubang. Sebulan kemudian biji mulai tumbuh
3) Lain-lain
Untuk menghindari sinar matahari penuh,
tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian,
lamptoro dan sebagainya.
Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh,
dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam
pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya kelapa ditanam
dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.
6.4. Pemeliharaan Tanaman
Setelah selesai ditanam, tanaman salak perlu
dipelihara dengan benar dan teratur sehingga diperoleh produksi kebin yang baik
dan produktif. Pemeliharaan ini dilakukan sampai berakhirnya masa produksi
tanaman salak.
1) Penjarangan dan Penyulaman
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar,
maka bila tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan. Biasanya
penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau ke 5.
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau
yang baru ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus atau kerdil,
atau misalnya terlalu banyak tanaman betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita
perlu tanaman cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah keseluruhan,
yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal musim hujan sangat tepat untuk
melakukan penyulaman.
Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara
putaran, yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi daerah
perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian pangkal serta tanahnya kita
bungkus dengan plastik agar akarakar di bagian dalam terlindung dari kerusakan,
dilakukan dengan hati-hati.
2) Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan memebersihan
rumput-rumput atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun salak.
Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma ini bila tidak diberantas akan
menjadi pesaing bagi tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 2 bulan setelah bibit
ditanam, penyiangan berikutnya dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman
berumur setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap 6 bulan sekali
atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan pada awal dan akhir musim
penghujan.
3) Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula
penggemburan dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal ini dilakukan
untuk menghemat ongkos kerja juga untuk efisiensi perawatan. Tanah yang
digemburkan dicangkul membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk
menguatkan akar dan batang
tanaman salak pada tempatnya. Bumbunan jangan
sampai merusak parit yang ada.
4) Perempalan dan Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak bermanfaat
harus dipangkas. Juga daun yang terlalu rimbun atau rusak diserang hama.
Tunas-tunas yang terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati saat-saat
tanaman berbuah (perempalan).
Dengan pemangkasan, rumpun tanaman salak tidak
terlalu rimbun sehingga kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara
yang kurang lancer diperbaiki. Pemangkasan juga membantu penyebaran makanan agar
tidak hanya ke daun atau bagian vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah
atau bagian generatif secara seimbang. Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan
sekali, tetapi pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan kita
lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali. Apabila dalam rumpun salak terdapat
beberapa anakan, lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah. Satu
rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan. Jumlah anakan maksimal 3-4 buah
pada 1 rumpun. Bila lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas
tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada
pangkal pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian daun, sebab
bagian yang disisakan sebenarnya sudah tidak ada gunanya bagi
tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap
dilakuakan. Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji yang tajam.
Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu dan cara yang tepat akan membantu
tanaman tumbuh baik dan optimal.
5) Pemupukan
Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan
tujuan memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan dan produksi
tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang diberikan melalui daerah perakaran tanaman
(pupuk akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan lewat daun tanaman
(pupuk daun). Jenis pupuk ada 2 macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk
organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman, tepung darah dan
sebagainya. Pupuk anorganik adalah: Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil,
Super Fosfat, Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organic yang sering
diberikan ke tanaman salak adalah pupuk kandang. Umur tanaman :
a) 0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang
1000, Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram.
b) 12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea 10 gram,
TSP 10 gram, KCl 10 gram.
c) 24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram,
TSP 15 gram, KCl 15 gram.
d) 36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram, TSP 20
gram, KCl 20 gram.
6) Pengairan dan Penyiraman
Air hujan adalah siraman alami bagi tanaman,
tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar sesuai dengan yang dibutuhkan
tanaman. Air hujan sebagian besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan
aliran permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah perakaran, air
yang tersisa ini sering tidak memenuhi kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak,
selama pertumbuhan, kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita perlu
memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang sesuai.
7) Pemeliharaan Lain
Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang
dari bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu wol /putih (Cerataphis sp.)
Hama ini bersembunyi di sela-sela
buah.
2) Kumbang penggerek tunas (Omotemnus sp..)
3) Kumbang penggerek batang
Menyerang ujung daun yang masih muda (paling
muda), kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan kematian
tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak di dalam batang tersebut.
Pengendalian: dimatikan atau
dengan cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan dosis 2 cc per
liter pada ujung daun yang terserang atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini
diusahakan insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek.
Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang yang dibuat
kumbang
hingga mengenai hama.
4) Babi hutan, tupai, tikus dan
luwak
Pengendalian: (1)
untuk memberantas babi hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau
memagari kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan lebih baik lagi
kalau memagari kebun salak dengan kawat berduri; (2) untuk memberantas Tikus,
digunakan Zink phosphit, klerat dan lainlain; (3) untuk memberantas Luwak dan
Tupai, dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan 3 G. Caranya:
buah pisang dibelah, kurang lebih
0,5 gram Furadan dimasukkan ke dalamnya,
kemudian buah pisang tersebut dijahit dan dijadikan umpan.
7.2. Penyakit
1) Penyakit yang sering menyerang salak adalah
sebangsa cendawan putih, Gejala: busuknya buah. Buah yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi
menurun, karena warna kulit salak jadi tidak menarik. Pengendalian: mengurangi kelembaban
tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
2) Noda hitam
Penyebab: cendawan
Pestalotia sp. Gejala: adanya bercak-bercakhitam pada
daun salak.
3) Busuk merah (pink)
Penyebab: cendawan
Corticium salmonicolor. Gejala: adanya pembusukan pada buah dan
batang. Pengendalian:
tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong dan dibakar di tempat
tertentu.
7.3. Gulma
Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak
dibangun di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun adalah
gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan sawah yang biasa
tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya maka gulma yang mampu bertahan
adalah gulma berdaun sempit dan tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di
sawah. Gulma yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di
persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma di lahan bekas
persawahan
relatif lebih sedikit. Pengendalian secara
manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai.
Pemberantasan gulma secara kimia di
kebun-kebun salak belum lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa
luas, para petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan
dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup luas, serta baru
dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali dan sulit diberantas hanya
dengan cara manual. Untuk situasi seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab
biaya tenaga kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia
dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat.
Herbisida memiliki pengruh negatif, sebab
racun yang dikandungnya dapat membahayakan mahluk hidup lain termasuk ternak dan
manusia. Herbisida yang akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan
diberantas. Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari
golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone, Gesapas,
Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat diberantas dengan Goal.
Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang
berdaun lebar dapat
diatasi dengan Fernimine. Ada juga herbisida
yang dapat memberantas beberapa jenis gulma.
8. PANEN
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila
pemanenan dilakukan pada tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum
masak, bila dipungut akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan
dengancara petik pilih,
disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar tahu buah salak yang
sudah tua tetapi belum masak.
8.1. Ciri dan Umur Panen
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar
di pohon, biasanya berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai
oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua,
dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang meruncing)
terasa lunak bila ditekan. Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain
adalah: warnanya mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai
buah dan beraroma salak.
8.2. Cara Panen
Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak
serempak, maka dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan
apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan. Bila akan
disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak tua (Jawa: gemadung),
jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah salak yang masir tidak tahan lama
disimpan. Pemanenan buah dilakukan dengan cara memotong tangkai
tandannya.
8.3. Periode Panen
Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4
musim:
1) Panen raya pada bulan Nopember, Desember
dan Januari
2) Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan
Juli
3) Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari,
Maret dan April.
4) Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan
Agustus, September dan Oktober. Bila
pada bulan-bulan ini ada buah salak maka
dinamakan buah slandren. Menurut sumber lain panen besar buah salak adalah
antara bulan Oktober - Januari.
8.4. Prakiraan Produksi
Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat
dicapai dalam satu musim tanam adalah 15 ton per hektar.
9. PASCAPANEN
Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah
rusak dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging buah
menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik buah salak
masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi (perubahan warna,
pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional dengan adanya pembusukan
oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak dapat disimpan lama dalam keadaan
segar, maka diperlukan
penanganan pascapanen.
9.1. Pengumpulan
Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat
penerima buah salak yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang
pengumpulan ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah
yang baik, tidak cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan
buah-buah dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting dan
kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit, gunting pangkas
tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan kerusakan pada buah.
Grading/penggolongan bertujuan
untuk:
a).mendapat hasil buah yang seragam (ukuran
dan kualitas)
b).mempermudah penyusunan dalam
wadah/peti/alat kemas
c).mendapatkan harga yang lebih
tinggi
d).merangsang minat untuk membeli
e).agar perhitungannya lebih mudah
f). untuk menaksir pendapatan
sementara.
Penggolongan ini dapat berdasarkan pada :
berat, besar, bentuk, rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya
cacat/luka. Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan
sendiri-sendiri.
a. Salak mutu AA (betul-betul super,
kekuningan, 1kg= 12 buah)
b. Salak mutu AB (tidak terlalu besar, tidak
terlalu kecil, dan sehat)
c. Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 - 30
buah)
d. Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak
dijual.
9.3. Pengemasan dan Pengangkutan
Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah
salak dari kerusakan, mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan
maupun dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan. Ada
pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.
Pengemasan untuk buah segar:
a).alat pengemas harus berlubang
b).harus kuat, agar buah salak terlindung
tekanan dari luar
c).dapat diangkut dengan mudah
d).ukuran pengemas harus disesuaikan dengan
jumlah buah.
Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam
kaleng yang ditutup rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti
jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan proses
pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas dalam plastik.
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan,
penyimpanan
dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat
pengangkutan untuk buah-buahan:
a) Pengangkutan harus dilakukan dengan cepat
dan tepat.
b) Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang
tepat untuk menjamin terjaganya mutu yang tinggi.
d) Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan
menggunakan fasilitas pengangkutan yang memadai.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA
TANAMAN
10.1 Analisis Usaha Budidaya
Prakiraan anilisis budidaya salak dengan luas
lahan 1 ha selama masa produksi 5
tahun di daerah Jawa Barat tahun
1999.
1) Biaya produksi
1. Bibit
- Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- Rp.
30.000.000,-
2. Pupuk
- Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,- Rp.
3.000.000,-
- Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,- Rp.
225.000,-
- Urea tahun ke-2, 150 kg Rp.
225.000,-
- Urea tahun ke-3, 150 kg Rp.
225.000,-
- Urea tahun ke-4, 100 kg Rp.
150.000,-
- Urea tahun ke-5, 100 kg Rp.
150.000,-
- TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,- Rp.
270.000,-
- TSP tahun ke-2, 150 kg Rp.
270.000,-
- TSP tahun ke-3, 150 kg Rp.
270.000,-
- TSP tahun ke-4, 100 kg Rp.
180.000,-
- TSP tahun ke-5, 100 kg Rp.
180.000,-
- KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,- Rp.
247.500,-
- KCl tahun ke-2, 150 kg Rp.
247.500,-
- KCl tahun ke-3, 150 kg Rp.
247.500,-
- KCl tahun ke-4, 100 kg Rp.
165.000,-
- KCl tahun ke-5, 100 kg Rp.
165.000,-
3. Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun
ke-5 Rp. 500.000,-
4. Peralatan Rp. 600.000,-
5. Tenaga kerja
- Penanaman Rp. 700.000,-
- Pengolahan tanah Rp. 1.400.000,-
- Penyulaman Rp. 105.000,-
- Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp.
315.000,-
- Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp.
210.000,-
- Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d.
th ke-5 Rp. 210.000,-
- Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5 Rp.
420.000,-
- Panen dan pascapanen tahun ke-2 Rp.
525.000,-
- Panen dan pascapanen tahun ke-3 Rp.
700.000,-
- Panen dan pascapanen tahun ke-4 Rp.
700.000,-
- Panen dan pascapanen tahun ke-5 Rp.
875.000,-
Jumlah biaya produksi selama 5 tahun Rp.
43.477.500,-
2) Pendapatan
1. Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @
Rp. 4.250,- Rp. 8.500.000,-
2. Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon
Rp. 12.750.000,-
3. Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon
Rp. 12.750.000,-
4. Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon
Rp. 17.000,000,-
Jumlah pendapatan selama 5 tahun Rp.
51.000.000,-
3) Keuntungan
1. Keuntungan dalam 5 tahun Rp.
7.522.500,-
2. Keuntungan rata-rata per tahun Rp.
1.504.500,-
4) Parameter kelayakan usaha
1. B/C ratio = 1,17
10.2.Analisis Agrobisnis
Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai
masa depan yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi pasaran lokal
ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia produksi buah ini mengalami
peningkatan yang tajam dari tahun 1983- 1987. Bila di tahun 1983 produksinya
hanya 52.014 ton dan menurun sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456 ton, maka
tahun-tahun berikutnya produksi buah salak melonjak dengan sangat pesat.
Produksi tahun 1987 tiga kali lipat lebih banyak dari produksi tahun 1983. Akan
tetapi, produksi pada tahun 1988 dan tahun 1989 mengalami penurunan. Data pada
tabel di bawah ini.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1.Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara
pengujian mutu, cara pengambilan contoh dan cara pengemasan salak.
11.2.Diskripsi
Salak adalah buah dari tanamn salak
(Salacca adulia Reinw) dalam
keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak di Indonesia
tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI 01-3167-1992.
11.3.Klasifikasi dan Standar Mutu
Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu
ukuran besar, sedang dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan
menjadi dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat 61 gram
atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 – 60 gram per buah dan ukuran
kecil, berat 32 gram atau kurang per buah.
a) Tingkat Ketuaan: mutu I seragam tua, mutu
II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
b) Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras,
cara uji organoleptik
c) Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah
utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik
d) Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam,
cara uji SP-SMP-310-1981
e) Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II 1
%, cara uji SP-SMP-311-1981
f) Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara
uji organoleptik
11.4.Pengambilan Contoh
1) Salak Dalam Kemasan
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan
seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg
dari bagian atas,tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified
random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa.
1. Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100,
contoh yang diambil 5.
2. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300
contoh yang diambil 7.
3. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500
contoh yang diambil 9.
4. Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000
contoh yang diambil 10.
5. Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000
contoh yang diambil min 15.
2) Salak dalam Curah (in bulk)
Contoh diambil secara acak sesuai dengqan
jumlah berat total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut yang
diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai sudut dicampur, kemudian
diacak bertingkat (stratified random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg
untuk dianalisa.
1. Jumlah berat lot (kg): < 200, contoh
yang diambil <10.
2. Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang
diambil 20.
3. Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh
yang diambil 30.
4. Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh
yang diambil 60.
5. Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh
yang diambil min. 100.
11.5.Pengemasan
Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu,
peti kayu ataupun kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg.
Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat. Isi dari
kemasan tidak melebihi tutupnya Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label
yang bertuliskan antara lain :
a) Nama barang
b) Jenis mutu
c) Nama/kode perusahaan/eksportir
d) Golongan ukuran
e) Berat bersih
f) Produksi Indonesia
g) Negara/tempat tujuan
h) Daerah asal
12. DAFTAR PUSTAKA
1) Balai Informasi Pertanian. (1992). Budidaya
Tanaman Salak. LIPTAN Lembar
Informasi Pertanian. Palangkaraya-Kalimantan
Tengah. Nopember.
2) Balai Informasi Pertanian (1994-1995).
Pembibitan Tanaman Salak. LIPTAN.
Lembar Informasi Pertanian. Sumatera
Barat.
3) Departemen Pertanian. (1995). Salak Pondoh.
Proyek Informasi Pertanian.
Daerah Istimewa Yogyakarta.
4) Sunarjono, Hendro. (1998). Prospek Berkebun
Buah. Jakarta, Penebar Swadaya.
5) Tim Penulis Penebar Swadaya. (1998). 18
Varietas Salak: Budidaya, Prospek
Bisnis, Pemasaran. Jakarta, Penebar
Swadaya.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen
Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman