MAU SUKSES!! BUKAN BASA-BASI & DAHSYAT.. .....

Minggu, 16 Oktober 2016

INSPIRASI "ALAT MUSIK DARI BAMBU BISA EKSPORT SAMPAI MACANEGARA"

Alat Musik dari Bambu Ini Diekspor ke Malaysia hingga Yunani

Jakarta - Pameran berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI) ke-31 yang dimulai hari ini pada, Rabu (12/10/2016), resmi dibuka dengan pukulan drum yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Siapa sangka, drum yang dipukul Jokowi tersebut ternyata salah satu produk dalam negeri yang tengah mengikuti acara pameran perdagangan internasional ini. Drum yang terbuat dari bahan balu bambu itu merupakan salah satu karya yang dibuat Indonesian Bamboo Community (IBC), sebuah komunitas yang menciptakan alat musik dari bambu.

Alat Musik dari Bambu Ini Diekspor ke Malaysia hingga Yunani


Ditemui detikFinance di lokasi, Ketua IBC, Adang Muhidin menceritakan awal mula dirinya dalam memiliki ide untuk membuat alat musik dengan bahan dasar bambu.

"Dulu saya memiliki keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Saya melihat kalau sebenarnya banyak peluang yang bisa kita ciptakan asal memiliki kemauan," ungkap Adang.

Kemudian, pria yang memiliki background pendidikan teknik mesin itu memiliki keinginan untuk dapat membuat suatu alat musik namun dengan bahan yang berbeda dari biasanya.

"Dari situ saya terpikir bambu. Karena menurut saya bambu kan juga merupakan ciri khas Indonesia, karena dulu pahlawan-pahlawan kita menggunakan bambu untuk melawan penjajah " jelas pria berambut gondrong tersebut.

Lalu dengan modal hanya Rp 100 ribu rupiah, Adang kemudian membeli peralatan seperti bor, baut, obeng, serta perkakas lainnya, yang dapat digunakan untuk membuat alat musik yang diinginkanya.

Pembuatan alat musik pertama kali dilakukannya secara sederhana di rumahnya yang terletak di Jalan Melong Asih, Cimahi,
"Modalnya cuma segitu, kalau bambu kan dimana saja ada, saya cuma tinggal ambil," katanya sambil tertawa.

Alat Musik dari Bambu Ini Diekspor ke Malaysia hingga Yunani

Saat memulai usahanya pada tahun 2011 hingga tahun 2013 silam, Adang mengaku kalau produknya kurang diminati oleh masyarakat. Itu lantaran, masyarakat saat itu menilai kalau produk yang dimiliki Adang memiliki harga yang terlalu mahal.

Tidak putus asa, Adang lalu menggelar pameran produk-produk miliknya di luar negeri. Di luar dugaan, ternyata produk bambunya justru banyak diminati. Produk IBC yang dikenal dengan nama "Virageawie" itu, dihargai dan diapresiasi di luar negeri.

"Mulai dari situ produk saya sedikit-sedikit jadi dikenal, hingga masyarakat Indonesia pun juga tertarik dengan alat musik bambu saya. Saya kemudian juga banyak membuat alat-alat musik dari bambu lainnya," cerita pria berdarah Sunda itu.

Kini, brand "Virageawie" yang dibuat oleh IBC sudah tersebar hingga ke-12 negara. Ke-12 negara tersebut antara lain, Malaysia, Singapura, Filipina, Jepang, Amerika Serikat, Meksiko, Qatar, Belgia, Perancis, hingga Yunani.

Untuk setiap produknya, dihargai dengan harga yang beraneka ragam. Menurut Adang, ditentukannya harga, tergantung dari proses pembuatan dari masing-masing alat musik tersebut. "Yang paling murah pokoknya sekitar Rp 1,5 juta rupiah kalau yang paling mahal itu harganya tak terhingga," katanya sambil tersenyum.

Alat Musik dari Bambu Ini Diekspor ke Malaysia hingga Yunani

Dari usahanya itu, Adang mengaku dapat mengantongi keuntungan hingga ratusan juta rupiah setiap bulannya. Jumlah orang-orang yang bergabung dengan komunitas IBC-nya pun semakin lama semakin banyak, hingga mencapai lebih kurang 400 orang dari seluruh Indonesia.

Walau produknya merupakan berbagai jenis alat musik, anehnya Adang mengaku kalau dirinya justru tidak dapat memainkan satu pun alat musik yang ada. Dirinya mengatakan kalau hanya bisa membuat alat musik, namun memang tidak pernah bisa bermain alat musik.

"Itu saya cuma mau membuktikan, walaupun kita tidak punya kemampuan atau keahlian, tapi kita masih masih punya niat dan kemauan yang kuat, maka apapun dapat kita lakukan, hehe," tutup Adang. (dna/dna)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar