MAU SUKSES!! BUKAN BASA-BASI & DAHSYAT.. .....

Rabu, 14 Juni 2017

Inspiratif Chairul Tanjung pendiri CTCORP



 Hasil gambar untuk chairul tanjung
Chirul Tanjung (CT) adalah konglomerat Indonesia yang namanya berada di urutan 937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 1 miliar. Ayah CT adalah A.G. Tanjung, wartawan Orde Lama yang dulu pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil.

Pekerjaan yang dilakukan CT berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah. Ketika menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi UI tahun 1981, CT mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah. Saat itulah kemampuannya berbisnis diasah. Ia mulai berbisnis kecil-kecilan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya. Kemudian ia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan.

Setelah itu ia mencoba membuka usaha kontraktor tetapi kurang berhasil sehingga ia bekerja di perusahaan baja. Lalu, ia pindah ke perusahaan rotan di mana ia bertemu dengan tiga orang rekan dan mendirikan PT. Pariarti Shindutama. Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor, dan CT beruntung usahanya kali ini menuai untung besar karena perusahaannya mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu anak-anak dari Italia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya CT memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya.

Lepas dari bisnis sepatu ekspor, CT mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang sekarang menjadi Bank Mega yang kini merangkak naik menjadi bank kelas atas. Ia juga merambah ke bisnis sekuritas, asuransi jiwa, dan asuransi kerugian. Pada sektor sekuritas, CT memiliki perusahaan real estate dan membangun Bandung Supermall pada 1999.

Saat ini, CT berkecimpung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV dan Trans 7. Walaupun persaingan di industri pertelevisian semakin ketat, namun CT yakin Trans TV bisa terus berkembang melihat bahwa belanja TV nasional telah mencapai angka 6 triliun setahun dan 70% di antaranya akan diambil oleh televisi.
Selain Trans Corp., CT memiliki Para Group yang mengayomi 5.000 karyawan dengan Para Inti Holdindo sebagai kepala industri yang memiliki tiga anak perusahaan, yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

CT melebarkan sayapnya di dunia bisnis dengan menggunakan Trans Corp untuk mengakuisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai Rp 3 triliun melalui PT Trans Ritel. Setelah memiliki 40% saham Carrefour, ia kini menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S.Bimantoro (mantan petinggi Polri) sebagai komisaris.
Setelah akuisisi oleh Trans Corp, komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%. Dengan gurita bisnis seperti ini, CT menduduki posisi ke-13 dari total 40 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2009 versi majalah Forbes.

 CT mengaku lebih suka mengakuisisi dibandingkan membangun bisnis karena akusisi perusahaan membuat sinergi memperluas ladang usaha. Waktu saya memulai banyak waktu tapi enggak punya uang. Mulai dari nol. Lama-lama  jadi besar punya uang, tidak punya waktu. Maka yang dilakukan tidak perlu bangun tapi mengakusisi.

Riset dan analisa oleh Almas Adibah
PENDIDIKAN
  • SD Van Lith, Jakarta (1975)
  • SMP Van Lith, Jakarta (1978)
  • SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981)
  • Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
  • Executive IPPM (MBA; 1993)
KARIR
  • Pendiri PT. Pariarti Shindutama
  • Pemilik Bandung Supermal
  • Pemilik Trans Corp.
  • Pemilik Para Group
  • Komisaris Utama PT Carrefour Indonesia
Buku:
  • Si Anak Singkong
PENGHARGAAN
  • Urutan 937 dari 1.000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes
  • Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional (1984-1985) - Penghargaan sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan universitas
  • Eksekutif Muda Berprestasi 1992-1993 dari Studio Seven Production, Jakarta (23 Mei 1993)
  • Soegeng Sarjadi Award
SOCIAL MEDIA
No Sosmed 

(dikutip dari merdeka.com) 


Chairul Tanjung lahir di Jakarta tanggal 16 Juni 1962. Dikenal sebagai seorang pengusaha sukses yang memiliki banyak bidang usaha. Beberapa perusahaan yang dimilikinya adalah Bank Mega, Detikcom, TRANSTV, TRANS7, TRANS STUDIO (Bandung dan Makassar), BSM (Bandung Super Mall), Carrefour, PT Mahagaya Perdana, CT Global Resources dan lain-lain. Chairul Tanjung benar-benar memulai seluruh usahanya dari nol bukan warisan atau bantuan dari orang lain.

Meski Chairul Tanjung dilahirkan dari keluarga yang berkecukupan, namun ada satu waktu sang ayah AG. Tanjung memutuskan untuk menutup perusahaan persnya dan hidup dalam kekurangan demi idealismenya yang saat itu berseberangan dengan penguasa saat itu. Bahkan dikisahkan untuk membiayai sekolahnya, ibunya terpaksa menjual kain batik.

Meski hidup dengan sangat sederhana, orang tuanya menanamkan bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting. Untuk dapat keluar dari kemiskinan maka pendidikan tinggi adalah jalan yang harus ia tempuh. Sejak saat itu Chairul Tanjung muda bertekad tidak akan lagi menyusahkan orang tuanya dan mencari biaya sendiri kuliahnya di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

Berbagai usaha dilakukannya, misalnya dengan berjualan baju, stensilan bahan kuliah dan lain-lain. Meski keuntungannya tidak terlalu banyak namun Chairul Tanjung tetap menjalankan usaha-usaha tersebut, bahkan sempat diakuinya bahwa keuntungan paling kecil yang ia peroleh adalah sebesar Rp 150,- per stensilan kuliah yang ia jual. Meskipun sibuk berbisnis, namun Chairul Tanjung tetap tidak melupakan tugas kuliahnya, terbukti pada tahun 1984 – 1985 dia terpilih sebagai mahasiswa teladan tingkat nasional

Setelah lulus kuliah, Chairul Tanjung membuka usaha jual beli peralatan medis namun sayangnya kurang berhasil. Pada tahun 1987 bersama temannya dan modal pinjaman dari bank EXIM, Chairul Tanjung membuka usaha ekspor barang ke luar negeri, diantaranya adalah mengirim sepatu anak-anak ke Italia. Meski usaha tersebut cukup lancar dan berhasil, namun akhirnya Chairul Tanjung memutuskan untuk keluar dari usaha tersebut dan membuka bisnisnya sendiri.

Bebarapa usaha yang dia dirikan dan jalankan antara lain dalam bidang keuangan, property dan multi media yang tergabung dalam bendera Para Group. Kesemuanya menghasilkan keuntungan yang besar hingga pada tahun 2010 saat Majalah Forbes merilis daftar orang terkaya di dunia, Chairul Tanjung dimasukkan ke dalam daftar tersebut sebagai salah satu orang terkaya yang berasal dari Indonesia. Setelah itu lagi-lagi di tahun 2011, Chairul Tanjung masuk ke dalam daftar yang sama dengan peringkat 11 orang terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan sebesar 2,1 Milyar dollar AS.



Kisah Sukses Chairul Tanjung Anak Singkong
Chairul Tanjung pun menuturkan tips sukses dalam berbisnis kepada orang-orang di sekitarnya. Beberapa diantaranya adalah:

1. Sukses itu adalah milik semua orang. Chairul Tanjung telah membuktikan bahwa dirinya yang berasal dari keluarga yang kekurangan dapat meraih sukses. Motivasi utamanya untuk sukses adalah saat mengetahui ibundanya menjual kain batik untuk biaya sekolahnya sehingga saat itu ia berjanji tidak akan membebani ibunya dengan meminta bayaran sekolah hingga lulus dari Kedokteran Gigi.

2. Wirausaha tanpa komitmen adalah omong kosong. Memulai bisnis bisa berasal dari hal sederhana namun secara kontinyu kita lakukan tidak peduli berapapun untung atau uang yang bisa kita dapat. Meski kecil bila kita lakukan terus menerus akan dapat menghasilkan untung yang banyak. Untuk itu dibutuhkan komitmen.

3. Networking, seorang pebisnis akan kesulitan menjalankan bisnisnya tanpa adanya jaringan atau networking karena itu miliki jaringan orang-orang yang berkompeten dan berpengalaman dalam bidang usaha yang ingin Anda jalankan.

4. Sesuatu yang terjadi di masa lalu akan memberikan pengaruh pada kehidupan di masa depan, sehingga kita harus kuat dalam menjalani proses, tekanan dan jatuh bangun dalam membangun bisnis.

5. Organisatoris. Kemampuan dalam organisasi juga sangat diperlukan, agar kita dapat mengerti managemen, leadership dan bertanggung jawab.

6. Aktif dalam kegiatan social. Aktif dalam kegiatan social di masyarakat membuat kita sensitive dengan apa yang tengah terjadi di dalamnya, manfaat lainnya adalah kita akan lebih mudah mendapatkan apresiasi dari masyarakat.

7. Seorang penguasaha harus optimis, bila diibaratkan kue donat, optimis adalah kuenya sedangkan bagian yang berlubang adalah pesimisnya. Orang pesimis hanya akan mendapatkan bolongnya, bukan kuenya.

Demikian kisah si Anak Singkong Chairul Tanjung yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan motivasi dalam mengembangkan bisnis. Kisah selengkapnya dapat Anda baca dalam buku biografi kisah Chairul Tanjung berjudul “Si Anak Singkong”, terbitan Gramedia. Buku setebal 360 halaman ini ditulis oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Adiredja ini mengkisahkan kehidupan Chairul Tanjung sejak kecil hingga sukses seperti saat ini.


Kisah Sukses Chairul Tanjung Anak Singkong


Tidak ada komentar:

Posting Komentar